Senin, 17 Juni 2019

Pengaruh Internet dalam Meningkatkan Kreatifitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn


Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menyoroti arti pentingnya pendidikan. Hal tersebut ditegaskan dalam tujuan Negara Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yang antara lain yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
            Di dalam tujuan negara indonesia tersebut dapat disimak dengan jelas bahwa tersirat misi pendidikan yaitu sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya. Hal tersebut senada dengan pengertian dari pendidikan yang dikemukakan oleh Redja Mudyaharjo (2002:11) bahwa :
Pedidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalm berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.

1
Begitu pula dengan pengertian pendidikan menurut Kosasih Djahiri (1985:5) bahwa pendidikan adalah merupakan upaya terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized)
Pengertian pendidikan tersebut diperkuat dengan tujuan pendidikan nasional yang terkandung dalam Undang-Undang No.20/2003 (2003:5) tentang sistem pendidikan nasional, yang menegaskan :
Bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik aagar menjad manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari aktifitas yang berbeda namun saling memiliki keterkaitan yaitu belajar dan mengajar. Menurut Oemar Hamalik (2001 : 36) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui lapangan.
Sedangkan pengertian mengajar menurut Muhammad Ali (2002 : 22) adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Dari pengertian belajar dan mengajar di atas, dapat kita simak bahwa kedua aktifitas itu memiliki keterkaitan erat dimana aktifitas belajar tidak terlepas dari aktifitas mengajar. Menyoroti hal itu, Moh Uzer Usman (1997 : 19) mengemukakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkai perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbul balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Gulo (2002 : 8-9) dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang terarah pada tujuan tertentu maka haruslah memenuhi beberapa komponen penting yang saling berkaitan yaitu antara lain :
1.      Tujuan pengajaran
2.      Guru
3.      Peserta didik
4.      Materi pelajaran
5.      Metode pembelajaran
6.      Media pengajaran
7.      Administrasi dan finansial
Salah satu komponen yang harus disoroti adalah media pengajaran. Arief .S . Sadiman (2002 : 7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap  dan retensi belajar siswa.
Dewasa ini perkembangan media pendidikan banyak dipersoalkan di kalangan ahli-ahli pendidikan. Guru semakin banyak menggunakanya di sekolah dalam rangka efesiensi dan efektifitas dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk persoalan itu selanjutnya Oemar Hamalik (2001 : 46) mengemukakan kalau kita mencoba mengungkapkan kembali latar belakang timbulnya konsep media pendidikan itu, maka kita akan memperoleh penjelasan bahwa penggunaan media pendidikan di sekolah kiranya merupakan suatu keharusan. Hal itu jelas dapat dipahami di mana berkat bantuan media pendidikan, peserta didik akan memperoleh pengalaman secara lebih mudah, lebih dalam, lebih jelas bermakna bagi hidupnya.
Namun meskipun demikian, penggunaan media pendidikan tidak lantas menuntut kepada hal-hal yang berbau teknologi baru, karena seperti yang diungkapkan Gulo (2002 : 9) bahwa berhasil program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi ketepatan dan keefektifan media yang digunakan.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari penggunaanya dalam proses pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh sehingga memungkinkan siswa dapat beritegrasi dengan media yang dipilih.
Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (1996 : 122) media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar
Berdasarkan pengertian tersebut media pengajaran merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan sebagai alat untuk merangsang siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu media pembelajaran yang akan digunakan harus dapat memperlancar interaksi guru dengan siswa, membantu peningkatan hasil belajar dan juga dapat memberikan motivasi pada siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efesien.
Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (1996 : 114) aneka ragam media pengaran dapat dikalsifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Selanjutnya Brets (Ibrahim dan Nana Syaodih, 1996 :114) membuat klasifikasi berdasarkan tiga ciri yaitu: suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (montion).
Senada dengan itu Azhar Arsyad (2002 :171 ) mengemukakan bahwa kemampuan teknologi elektronika semakin besar, bentuk informasi grafis, video, animasi, diagram, suara dan lain-lain dengan mudah dapat dihasilkan dengan mutu yang lebih baik.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ialah tidak lain sebagai bukti nyata dan keberhasilan dari para kaum terpelajar yang selalu harus akan ilmu pengetahuan. Salah satu bentuk nyata karya ilmu pengetahuan dan teknologi itu adalah komputer.
Merujuk pada persoalan komputer, Azhar Arsyad (2002:93) mengemukakan bahwa:
Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda, dalam  bidang pendidikan dan latihan komputer memiliki berperan sebagai manager dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer managed intucton (CMI). Adapula  peran komputer sebagai  pembantu tambahan dalam peran belajar; pemanfaatanya meliputi informasi materi pembelajaran, latihan atau keduanya. Modus ini dikenalsebagai sebagai computer assisted instruction (CAI). CAI mendukung pengajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pembelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainya disampaikan bukan dengan media komputer.

            Penggunaan komputer sebagai salah satu media pembelajaran mengalaim perkembangan pesat dimana diciptakan suatu pengembangan piranti komputer yang diberi nama Internet. Homby (2005:227) mengemukakan bahwa internet is an international computer netwoek conecting other networks and computers from computers from compaines, universities, etc (internet adalah jaringan komputer internasional yang menghubungkan jaringan-jaringan dan komputer-komputer dari komputer yang dimiliki oleh perusahaan, universitas dan sebagainya), atau dapat dikatakan bahwa internet adalah jaringan internasional yang menghubungkan antar jaringan komputer yang dimiliki oleh instansi maupun personal guna kepentingan umum. Internet sendiri merupakan pengembangan media-media yang telah ada, antara lain mampu menghasilkan suara(audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Dengan kata lain internet adalah penggabungan dari berbagai media yang telah ada sebelumnya atau disebut juga multimedia.
            Menurut Azhar Arsyad (2002:196), multimedia secara sederhana diartikan sebagai lebih dari salah satu media, dia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video.
            Internet mampu untuk memberikan informasi dan keterangan serta mempermudah komunikasi dan publikasi atas segala sesuatu dalam beragam bentuk yang menggambarkan sesuatu tersebut.
            Dewasa ini internet telah merambah dunia pendidikan persekolahan, di mana di beberapa sekolah internet tersebut telah dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran. Di berbagai jenjang pendidikan formal internet sudah diterapkan sebagai media guna membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun karena terbatasnya fungsi dan kegunaan internet ternyata berdampak pula terhadap kurang kreatifnya siswa dalam mempergunakan internet sebagai media untuk mengakses materi pembelajaran, tapi cenderung hanya dipergunakan sebagai media intertainment. Hal tersebut diakibatkan karena internet tidak hanya menjadi penyedia informasi, tapi juga media hiburan.
            Padahal idealnya yang seperti dikemukakan oleh Harjanto (2003:244)  bahwa dengan media pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan kata lain pendapat tersebut menyebut adanya keharusan dimana penggunaan media pembelajaran yang harus diminati oleh siswa. Termasuk salah satunya siswa mapu menyerap materi mengenai pendidikan kewarganegaraan, baik melalui sejarah, percontohan, berita dan analisa kasus yang berhubungan dengan pendidikan kewarganegaraan itu sendiri.
            Selanjutnya berkaitan dengan pembelajaran yang diminati siswa melalui penggunaan internet sebagai media pembelajaran tentu berdampak positif kepada kemampuan siswa untuk berinovasi dalam mencari sumber dan materi sumber dan materi berkaitan dengan pembelajaran yang disampaikan khususnya melalui penggunaan internet sendiri, dengan kata lain siswa memiliki kebebasan dalam kreativitas pada kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Sehingga dapat mempermudah dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam berkaitan dengan materi yang diberikan pada pembelajaran tersebut.
            Salah satu pembelajaraan yang dapat menerapkan internet sebagai salah satu media pembelajaran yaitu mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang terdiri atas tiga ranah yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik. Dengan demikian penilaian pun akan mengacu kepada tiga ranah tersebut, sehingga apa yang dijadikan ukuran atau patokan dalam penilaian adalah dari ketiga ranah tersebut.
            Menaggapi hal tersebut, Djahiri (1994/1995:16) bependapat bahwa :
            Proses belajar pendidikan kewarganegaraan diharapkan menghasilkan siswa yang mampu :
1.      Memperhitungkan berbagai kemungkinan keadaan, kejadian dan atau perbuatan berlandaskan kelayakan nilai moral dan norma Pancasila serta UUD 1945;
2.      Menghayati dan menyadari perlunya nilai moral dan norma Pancisila dan UUD 1945 dijadikan dasar penilaian dan atau penilaian tertentu terhadap seusutu;
3.      Merencanakan melakukan sesuatu/perilaku yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan kutipan diatas, dapat dipahami bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diharapkan  dapat membantu terwujudnya peserta didik yang memiliki pengetahuan, serta dapat mengiplementasikan nila-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila dan UUD 1945.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar